Kasus Pengeroyokan Audrey, Profesor Pendidikan Ungkap Tanda-tanda Bangsa Menuju Kehancuran



Hari ini,Rabu 10 April 2019, dunia maya viral berita seorang siswi SMP  dikeroyok secara keji oleh 12 siswi SMA di Pontianak.  Seorang Profesor  pendidikan dari Cortland University mengatakan hal tersebut merupakan tanda sebuah bangsa sedang menuju kehancuran.

Sebagaimana yang diberitakan oleh banyak media berita, bahwa di Pontianak telah terjadi pengeroyokan siswi SMP yang dilakukan oleh 12 siswi SMA, hingga korban yang bernama Audrey (14) mengalami luka sehingga memerlukan perawatan medis secara  serius.

Mirisnya,  yang melatarbelakangi peristiwa tersebut adalah persoalan pacar dan saling berkomentar di dunia maya. Karena komentar didunia maya itulah para pelaku tega menganiaya Audrey hingga luka parah. Bahkan, tega menusuk kemaluan korban hingga terluka.

Mirisnya lagi, alasan pelaku menusuk kemaluan korban agar korban tidak perawan lagi. Dan yang lebih memprihatinkan nya, para pelaku seperti tidak merasa bersalah. Hal tersebut terlihat dari foto-foto ceria mereka saat di Kantor Polisi ketika dilakukan pemeriksaan.

Ketika membaca berita yang memprihatinkan tersebut, saya jadi teringat sebuah pernyataan seorang professor pendidikan,Thomas Lickona,  yang dikutip oleh  Ratna Megawangi dalam bukunya “Pendidikan Karakter”.  Profesor tersebut menjelaskan bahwa ada sepuluh tanda zaman yang harus diwaspadai .

Jika tanda-tanda itu sudah ada, maka sebuah bangsa sedang menuju kehancuran. Sepuluh tanda yang beliau maksud adalah :

  1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja.
  2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk.
  3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan.
  4. Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alcohol dan seks bebas.
  5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk.
  6. Menurunnya etos kerja
  7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru.
  8.  Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara.
  9. Menbudidayanya ketidakjujuran.
  10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.


Jika kita cermati tanda-tanda itu sudah banyak terjadi di negara kita, bukan hanya dikalangan remaja, dikalangan pejabatpun tanda-tanda tersebut sering menjadi berita viral, terutama yang terkait dengan KPK. Bahkan dalam satu peristiwa terdapat lebih dari satu tanda. Seperti kasus pengeroyokan Audrey ini. Ada tindak kekerasan, peer group dalam tindak kekerasan, kaburnya moral baik dan buruk, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, dan seks.

Pastinya kasus Audrey ini hanyalah satu dari deretan tindak kekerasan di kalangan remaja yang naik ke permukaan. Dan mirisnya,yang memicu mereka melakukan tindakan kekerasan adalah persoalan sepele, dan diluar akal sehat.  Masih segar di ingatan kita pada bulan September 2018 seorang pemuda supporter Persija dikeroyok secara keji hingga tewas hanya karena berbeda dukungan tim sepak bola.


Oleh karena itu keadaan tersebut perlu menjadi perhatian serius dari semua pemangku kepentingan di negara ini, jika tidak ingin tanda-tanda tersebut mewujud mengantarkan bangsa ini menuju kehancurannya.

Perubahan sistem pendidikan dari yang berorientasi kepada nilai di atas kertas (Headstart) menuju pendidikan  karakter yang bernilai luhur (Heartstart) merupakan keniscayaan yang harus menjadi perhatian utama jika ingin meminimalisir atau menghapus tanda-tanda membahayakan bangsa tersebut.


Wallohu'alam

Aa Fajar
(Guru TK Islam PB Soedirman Cijantung Jakarta Timur)



Kasus Pengeroyokan Audrey, Profesor Pendidikan Ungkap Tanda-tanda Bangsa Menuju Kehancuran Kasus Pengeroyokan Audrey, Profesor Pendidikan Ungkap Tanda-tanda Bangsa Menuju Kehancuran Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Wednesday, April 10, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.