Niat merupakan perkara penting dari setiap
perbuatan, nilai suatu perbuatan tergantung apa yang diniatkan sipelaku. Niat ibarat sebuah perjalanan adalah tempat yang ingin dituju. Berjalan
tanpa tujuan hanya akan membuang-buang waktu dan energi saja,
bahkan jika terlaksana, pelaksanaannya pun terlaksana tanpa arah yang jelas dan tidak beraturan.
Rasululloh saw bersabda :
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung
pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang di niatkan. Siapa yang
hijrahnya karena Alloh dan Rosulnya, maka hijrahnya untuk Alloh dan Rosulnya.
Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia dan karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya
kepada yang ia tuju”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Secara etimologi niat sama dengan tujuan,
sedangkan secara terminologi niat adalah tujuan yang untuk meraih nya dengan
jalan melaksanakannya. Niat disyariatkan untuk membedakan antara perbuatan
ibadah dengan perbuatan yang bukan ibadah, seperti kegiatan diet yang dilakukan
dengan menahan makan dan minum hingga beberapa jam untuk pelangsingan tubuh
atau pengobatan suatu penyakit atau untuk tindakan medis seperti ingin
menjalankan operasi pembedahan tubuh, tentu berbeda dengan menahan makan dan
minum yang diniatkan untuk menjalankan ibadah puasa sesuai tuntunan syariat islam. Atau
orang yang sekedar duduk-duduk dimasjid tanpa niat itikaf, berbeda dengan
orang yang duduk di dalam masjid dengan niat itikaf. Disinilah fungsi niat,
yaitu untuk membedakan suatu perbuatan yang biasa dengan yang ibadah.
Orang yang hanya sekedar menahan lapar dan
haus untuk tujuan bukan beribadah sangat berbeda dengan yang bertujuan ibadah.
Menurut Ar Rafi’I niat berfungsi sebagai
pengendali kebaikan. Dengan kesadaran jiwa, niat membimbing gerakan-gerakan
ibadah menjadi gerakan-gerakan jiwa, agar tidak menjadi gerakan fisikal
semata.
Niat puasa oleh para ulama dimasukkan menjadi
rukun puasa, artinya harus ada. Imam syafi’I berpendapat bahwa niat harus
dilakukan setiap hari untuk memisahkan pelaksanaan antara dua hari puasa. Boleh
dilakukan di awal malam tanpa ada pengaruh apakah setelah itu tidur, makan atau
melakukan sesuatu yang lain selama masih dimalam hari.
Kalangan hanafi berpendapat, niat bisa
dilakukan malam dan siang hari hingga sebelum mulai menjelang zuhur bagi yang
lupa melakukan dimalam hari.
Adapun kalangan maliki berpendapat, niat boleh
dilakukan cukup satu kali di awal bulan untuk mengerjakan puasa selama satu bulan
penuh. Begitu hendak melakukan puasa selama satu bulan, cukup dengan berniat
dimalam pertama Ramadhan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa puasa memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, untuk orang yang beriman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niat puasanya hanya mengharapkan keridhoan Alloh SWT saja, tidak untuk tujuan yang lain yang tanpa diniatkan pun manfaat kesehatan dari puasa juga akan diperolehnya. Dengan kata lain, faedah-faedah dari puasa terkait kesehatan adalah bonus tambahan yang akan diperolehnya. Maka, yang utama adalah pastikan niat puasa karena Allah SWT, jangan sampai kita tergolong orang yang hanya menahan lapar dan haus saja.
Rosululloh saw bersabda :
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia
tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga”. (HR. Ath Thobrany)
Niat puasa jugalah yang membedakan
kualitas puasa setiap orang yang mengerjakannya. Sebagaimana yang dikatakan
Imam Al-Ghazali didalam Ihya Ulum Al dhin, “Puasa itu terbagi dalam tiga
tingkatan, yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa super khusus”
Puasa umum adalah puasanya orang yang hanya
menahan makan, minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.
Puasa khusus adalah selain menahan makan,
minum dan menjaga kemaluan juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan
tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa.
Puasa super khusus adalah puasanya kalbu,
menahan dari segala keinginan yang rendah dan pikiran-pikiran duniawi, serta
menjauhkan segala pikiran selain Alloh swt. Jika berpikir tentang dunia, dia
maksudkan untuk kepentingan agama, karena hal itu merupakan bekal untuk akhirat
dan bukan termasuk untuk urusan dunia.
Wallahu'alam
(Dikutip dari buku "Sehat Saat Puasa Ramadhan dan Setelahnya, Karya Aa Fajar)
Buku Karya Aa Fajar, Untuk Pemesanan Buku silakan Klik Gambar |
Cahaya Ramadan : Pentingnya Niat Puasa
Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu
on
Sunday, May 05, 2019
Rating:
No comments: