Pada bulan Ramadhan, sebagai bentuk kasih sayang kepada hambanya,
Alloh SWT mewajibkan orang-0orang yang beriman untuk menjalankan
ibadah puasa. Tidak ada satu perintah pun yang diberikan kepada hambanya
melainkan memiliki tujuan yang agung, mengandung faedah atau manfaat
didalamnya.
Alloh SWT berfirman :
“(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena
itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Alloh menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kalian bersyukur”
(QS. Albaqarah : 185)
Ibadah puasa merupakan salah satu pondasi bangunan agama yang
mulia ini, berdirinya sebuah bangunan tidak sempurna jika salah satu tiangnya tidak
berdiri dengan tegak, bahkan jika hilang satu tiang bangunan akan runtuh. Untuk itu seorang
muslim yang telah mengikrarkan keimanannya, bersaksi hanya Alloh yang berada
dan berhak disembah, serta bersaksi bahwa Muhammad adalah utusannya, wajib
melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Ibnu Umar meriwayatkan sebuah
hadist dari Rasululioh saw yang bersabda :
“Islam dibangun di atas lima hal : bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat,
memberikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke baitulloh” (HR. Mutafuq alaih)
Baca Juga :Pentingnya Niat Puasa
Puasa secara harfiah berarti menahan diri secara mutlak dari makan,
minum, berbicara, hubungan badan dan perjalanan.[1]
Sedangkan secara istilah puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari atau magrib dengan ketentuan
tertentu. Ketentuan-ketentuan ibadah puasa yang harus dijalankan telah
dijelaskan di beberapa kitab fikih seperti adanya niat dan hal-hal yang dapat
mengurangi pahala atau membatalkan nya.
Para ulama telah bersepakat tentang wajibnya ibadah puasa pada
bulan Ramdan. Tidak ada perselisihan diantara mereka tentang kewajiban
tersebut, hanya sedikit perbedaan yang sering terjadi yaitu pada penentuan awal
dan akhir bulan Ramadan. Karena itu berdasarkan hadist-hadist tentang ibadah puasa, serta ayat-ayat Al – qur’an dan juga pengalaman para ulma, para
ulama menyebutkan bahwasanya ibadah puasa memiliki manfaat yang besar bagi
orang yang melaksanakannya dengan penuh keimanan.
Dr. Jamal Elzaky dalam bukunya Mukjizat Kesehtan Ibadah menyebutkan
hikmah diperintahkannya ibadah puasa pada bulan Ramadhan, yaitu :
- Puasa merupakan media untuk mensyukuri nikmat, karena dengan puasa kita menahan nafsu untuk makan, minum dan berhubungan badan. Yang semuanya merupakan nikmat yang paling besar dan paling diinginkan manusia. Nikmat-nikmat itu sering kali diabaikan dan dilupakan manusia. Mereka lupa bahwa Alloh SWT telah menganugerahkan nikmat yang begitu besar. Mereka baru mengingatnya ketika kehilangan atau tak lagi merasakan nikmat-nikmat itu. Puasa mendorong mereka untuk bersyukur atas semua nikmat tersebut karena mensyukuri nikmat merupakan kewajiban baik menurut akal maupun syariat. Alloh berfirman menyebutkan hikmah puasa dalam rangkaian ayat tentang puasa (QS. Albaqarah : 185) , “agar kalian bersyukur”.
- Puasa merupakan perantara atau jalan yang akan mengantarkan kaum muslim menuju derajat taqwa. Jika nafsu dapat dikendalikan sehingga kita dapat menahan diri dari sesuatu yang halal karena mengharap ridho Alloh SWT dan takut akan siksanya yang pedih, niscaya nafsu akan terbiasa dan terlatih untuk menahan diri dari segala yang haram. Kewajiban puasa meniscayakan kita menahan diri dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Alloh SWT. Dalam akhir ayat tentang kewajiban puasa Alloh swt berfirman, “agar kalian bertaqwa”.
- Puasa meniscayakan pemutusan kebiasaan dan pengendalian syahwat. Ketika nafsu terpuaskan dan segala hasrat terpenuhi, pasti syahwat akan terbangkitkan untuk merasakan segala sesuatu yang lebih nikmat dan memuaskan dahaganya. Sebaliknya, jika nafsu kelaparan, niscaya ia akan menahan diri dari segala keinginan syahwat. Karena itulah Nabi saw bersabda “Wahai pemuda, siapa saja diantara kalian yang mampu menikah maka menikahlah, karena pernikahan akan menahan pandangan dan melindungi kemaluan. Dan siapa saja yang tidak bisa maka berpuasalah karena puasa merupakan benteng” (HR. Bukhari)
- Puasa akan melahirkan rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan kepada orang miskin. Ketika seseorang berpuasa dan mengalami kelaparan selama waktu tertentu, ia akan ingat kelaparan yang setiap saat dirasakan oleh orang miskin. Dengan begitu ia akan bersimpati, menyayangi, mengasihi, dan berbuat baik kepada mereka. Jika kebaikannya itu dilakukan dengan iklas dan hanya mengharap ridho Alloh SWT, niscaya Alloh SWT akan memberinya balasan kebaikan yang berlipat ganda baik didunia maupun akhirat.
- Puasa memiliki kekuatan untuk mengusir setan karena media untuk menyesatkan dan mencelakakan manusia adalah syahwatnya. Syahwat menjadi semakin kuat karena makanan dan minuman. Diriwayatkan dari Shafiyah r.a. bahwa Nabi saw bersabda “Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darah. Maka, sempitkanlah jalan – jalan setan dengan rasa lapar”. (HR. Bukhari)
Puasa Ramadan memiliki faedah yang sangat besar tidak hanya untuk
umat islam yang menjalankannya. Umat diluar islam pun dapat memperolah
manfaatnya, memperoleh keberkahannya, terciptanya lingkungan masyarakat yang
aman dan produktif. Dikarenankan orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa
raga dan rohaninya sedang dilatih, dan orang-orang yang tidak melaksanakan
nya pun turut merasakan suasana pelatihan tersebut bahkan ikut berpartisipasi
mendukung walau hanya sekedar menjajakan menu untuk sahur dan berbuka puasa.
Musthafa Shadiq Ar – Rafi.i menjelaskan puasa Ramadhan sebagai training
rohani 30 hari dan aturan universal yang bermanfaat untuk seluruh manusia.
Beliau menjelaskan[2] “Puasa
menjadi materi psikologis yang bisa dipelajari penduduk bumi secara aplikatif
selama bulan puasa tersebut. Sehingga setiap orang, laki-laki atau perempuan,
bisa menengok kedasar jiwanya untuk menguji makna membutuhkan dan kemiskinan
dalam pikirannya, Dan supaya bisa memahami makna-makna kesabaran, keteguhan
dan kemauan dalam dirinya tidak hanya dalam buku (teori). Dengan begitu dia
bisa mencapai derajat kemanusiaan, egaliter dan kebaikan, sehingga akan
terwujud nilai-nilai persaudaraan, kebebasan dan persaman yang hakiki. Dengan
berpuasa seseorang menjaga dirinya agar tidak menjadi seperti binatang yang aturan
hukumnya adalah hukum perut dan supaya
tidak berintraksi didunia dengan materi-materi hukum perut tersebut. Dengan
berpuasa masyarakat akan terjaga kemanusiaan dan eksistensinya, sehingga
hubungan antar manusia tidak seperti hubungan keledai dengan manusia yang
kekuatannya bisa dibeli dengan seikat rumput. Puasa menjadi aturan sosial umat
manusia secara umum. Dengannya masyarakat bisa melindungi diri dari keburukan
dirinya. Dunia tidak akan teratur jika tidak ada undang-undang yang ditaati
berupa hukum yang universal yang namanya puasa. Betapa agungnya engkau wahai
bulan Ramadhan. Seandainya seluruh penduduk bumi mengenalmu dengan sebenar-benarnya, pasti mereka akan menyebut mu Training rohani tiga puluh hari”.
Wallihu'alam
Semoga Bermanfaat
[1] Al mishbah, Almunir,hal 211
[2] Syeh Ali Wasil El
Helwany, Fasting A great Medicene.
Cahaya Ramadan : Ramadan Training Sebulan yang Penuh Manfaat Untuk Umat Manusia
Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu
on
Monday, May 06, 2019
Rating:
No comments: