Mengenal Islamic Montessori Inspired Acivity untuk PAUD



Suatu hari Aa Fajar PAUD jalan-jalan, untuk melihat-lihat benda unik yang luarbiasa hebat pengaruhnya bagi cara berpikir orang, bisa merubah mindset, menambah ilmu tanpa berguru dan kuliah mahal, bisa menjadi teman yang asik dikala sepi, dan bisa menjadi advisor pribadi. Apa benda unik itu?.

Benda unik tersebut adalah buku. Iya, waktu itu hari Rabu, 03 Juli 2019, selesai megikuti tes wawancara guru berrestasi tahun 2019 Aa Fajar mampir ke Toko Buku. Niatnya ingin mencari tambahan referensi untuk menulis Tesis.

Silakan baca : Pemilihan Guru TK Berprestasi Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 (klik tulisan untuk membaca)

Tesis yang Aa Fajar sedang tulis tentang "Pendidikan Pada Anak Usia Dini Terintegrasi Nilai-Nilai Islam dan Sains..." Maka buku yang membahas tentang PAUD, Sains, dan Islam menjadi sasaran utama Aa Fajar.

Setelah 20 menit berputar-putar di area rak buku pendidikan dan islam tidak ada buku yang relevan dengan Tesis tersebut. Hanya ada satu buku yang menggoda hati, tetapi semua buku itu tidak ada yang terbuka bungkus plastiknya. Sehingga sulit untuk melihat apakah buku itu bagus, dan juga relevan sebagai bahan Tesis.

Tetapi, karena Aa Fajar hobi membaca buku. Pikiran tersebut akhirnya kalah, tersingkir. Hingga akhirnya buku tersebut Aa Fajar beli.

Buku itu berjudul "Islamic Montessori Inspired Activuty" , penulisnya Zahra Zahira, beliau adalah founder of Indonesia Islamic Montessori Community. Beliau ingin memperkenalkan nilai-nilai Islam dengan cara yang menyenangkan untuk anak usia dini melalui metode Montessori.

Jika dilihat dari judulnya, relevan dengan judul Tesis yang Aa Fajar sedang tulis. Tetapi setelah membuka dan membaca isinya, tidak ada satupun yang dapat masuk ke dalam Tesis tersebut, hehehe.
Tetapi, buku dengan tulisan yang sederhana itu isinya luarbiasa, penuh dengan materi yang aplikatif dan pas bangat untuk menigkatkan teknik edukatif para pendidik anak usia dini, terutama bagi pendidik yang sekolahnya berbasis Islam. 

Menurut Zahra Zahira Montessori adalah sebuah metode pendidikan anak usia dini yang dikembangkan oleh Dr.Maria Montessori. Metode ini merupakan pendekatan yang berpusat pada anak (Children Centered), serta berdasarkan pengamatan ilmiah terhadap anak-anak (Scientific Observation). Menurut beliau dari pengamatan inilah kita dapat mengenal aspek perkebangan berdasarkan teori Montessori, yaitu :

Practical Life, adalah kegiatan sehari-hari dengan benda-benda yang sering dilihat anak seperti sendok, gelas, dan mangkuk yang digunakan untuk memindahkan, menuang dan menyortir. Melalu alat sederhana ini kegiatan practical life bertujuan untuk melatih keteraturan, konsentrasi, koordinasi dan kemandirian (order, concentration, condination, indepedence). Practical life merupakan pondasi dasar bagi anak-anak di dalam kelas Montessori. Maria Montessori menyatakan "The first essential for the child's development is concentration"  Saat anak dapat berkonsentrasi dengan baik, anak-anak dapat menyimak dan menerima pembelajaran. Maka, perlu ada kreativitas dari orang tua dan guru untuk menyediakan kegiatan practical life untuk melatih konsentrasi .

Sensorial, merupakan berbagai kegiatan yang bertujuan nntuk menstimulasi pancaindra anak, yaitu perabaan, penciuman, pendengaran, pengecapan, dan penglihatan. Saat mempersiapkan kegiatan sensorial, perlu diketahui bahwa perlunya ada isolasi tujuan dalam setiap kegiatan  Apabila fokus pada membedakan indra penglihatan , kita menyediakan botol dengan warna dan ukuran botol yang sama. Begitu pula dengan indra perabaan, perlu menyiapkan material dengan tekstur berbeda, tetapi memiliki warna dan bentuk yang sama Kegiatan stimulasi indra perabaan adalah dengan melakukan sorting dan classifying benda. Pada indra pendengaran juga perlu disiapkan rekaman suara berbeda atau bunyi benda yang menghasilkan suara berbeda sehingga anak dapat mengidentifikasi bunyi tersebut. Untuk indra pengecapan dapat disiapkan kegiatan yang berhubungan dengan mencoba rasa makanan dan minuman yang berbeda-beda.

Language, adalah sistem komnikasi yang berhubungan dengan suara, pembentukan kata-kata, kalimat dan tata bahasa yang digunakan sekelompok orang. Montessori memiliki material bahasa tersendiri untuk memudahkan anak-anak memahami bahasa yang ada disekitarnya. Bahasa yang diperlukan anak usia dini antara lain : mendengarkan cerita, menulis, dan membaca. Serangkaia kegiatan membaca tidak hanya fokus pada satu aspek, tetapi berusaha menyeimbangkan ketiganya dalam tema-tema yang berbeda-beda. Kegiatan mendengarkan cerita terdiri atas storytelling, large picture cards, dan juga membacakan buku. Untuk kegiatan menuis, anak akan belajar mengenal huruf  dengan stempel, tracing, dan menulis label yang dilihat sehari-hari. Untuk kegiatan membaca, anak dikenalkan melalui kegiatan fonik a sampai z, membaca dengan sight reading, yaitu mengenal kata dan membangun huruf sehingga membentuk kata.

Mathematics, adalah salah satu kurikulum unik yang ada di Montessori. Merupakan pembelajaran untuk membantu anak-anak memhami konsep matematika dari konkret ke abstrak. Matematika di sini tidak hanya seputar mengenal angka dan belajar operasi hitung seperti penjumlahan dan pengurangan. Kegiatan matematika sangatlah luas, anak-anak dapat belajar waktu dengan memahami kalender dan mengetahui waktu shalat dan banyaknya hari pada bulan Ramadan. Termasuk juga mengenal berat dan panjang benda. Orang tua dan guru perlu berpikir kreatif bagaimana menciptakan kegiatan matematika yang menyenangkan. Bahkan, dalam setiap aspek kehidupan kita belajar dan menggunakan matematika.

Culture, adalah pembelajaran ntuk mengajak anak-anak memahami dunia, seperti geography, zoology, botaby, family, dan history. Singkatnya mengajarkan tentang alam semesta,dan hal ini penting yang perlu dilakukan pada anak usia dini. Kegiatan yang dapat dilakukan dapat dimulai dari anak menetahui siapa dirinya, keluarganya, lingkungan disekitarnya, hingga pada dunia yang lebih luas. Ruang lingkup kegiatan alam semesta juga mencakup pembelajaran mengenai tumbuh-tumbuhan (botany), hewan-hewan (zoology), geografi dan sejarah. Ada pendapat yang menyatakan bahwa cakupan pembelajaran ini terlalu berat untuk anak usia dini, mungkin ada benarnya jika kita menyesuaikan dengan aspek perkembangan usianya. Seluruh kegiatan culture merupakan kegiatan yang disesuaikan dengan usia anak 2-6 tahun sehingga pembelajaran tidak terlalu berat dan sesuai dengan umurnya.

Art & Craft, merupakan kegiatan yang bertujuan menstimulasi estetika dan motorik halus. Kegiatan seni tidak hanya terbatas pada menggambar dan mewarnai, anak-anak juga belajar menyobek, ,enggunting, membuat prakarya, dan melukis dengan berbagai media. Seluruh kegiatan seni disesuaikan dengan tema yang telah disusun, apabila memiliki ide lain tentu saja boleh ditambahkan.

Adapun pengertiann Islamic Montessori itu sendiri adalah pendekatan pendidikan yang menggunakan seluruh kelima area Montessori dengan fokus pada aspek perkembangan spiritual agama Islam pada setiap kegiatannya. Karena menurut Zahra kewajiban orang tua dan guru yang paling utama adalah memperkenalkan aspek nilai agama dan moraL, penanaman aqidah dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama anak adalah kunci utama dalam pengaplikasian Islamic Mentossori.

Untuk dapat mengaplikasikan Islamic Montessori dengan baik, ada hal yang perlu orang tua dan guru persiapkan, berikut persiapan yang disampaikan oleh Zahra untuk ke-efektifan pembelajaran Islamic Montessori :

Pertama,Mempersiapkan Kegiatan Sesuai Tema
Sebelum memulai kegiatan, usahakan menyiapkan kegiatan untuk satu minggu. Di lingkungan Montessori, yang paling penting adalah persiapan orang dewasa saat memulai kegiatan pembelajaran. Jangan sampai, saat anak belajar, orang dewasa (guru atau orang tua) malah menyiapkan pembelajaran yang lain. Apabila sibuk menyiapkan pembelajaran lain, orang tua dan guru akan kehilangan kesempatan untuk melakukan observasi terhadap anak. Observasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui kegiatan ini cocok atau tidak atau dapat mengembangkan kegiatan ke level yang lebih sulit apabila ternyata kegiatan tersebut terlalu mudah.

Kedua, Mengubah Mindset Teacher Centered ke Children Cenered
Didikan zaman dahulu bahwa sebagai murid harus selalu duduk rapi dan mendengarkan guru. Guru adalah sumber informasi dan anak adalah kertas kosong yang menerima informasi. Padahal, Alloh berikan kecerdasan pada anak yang sangat luar biasa. Contohnya, anak-anak mengetahui nama buah dan warna tanpa pernah kita beri tahu sebelumnya, mereka memperhatikan dan menyimpan informasi terhadap apa yang terjadi di lingkungannya.

Ketiga, Presntasi Kegiatan Dengan Beginning, Middle, dan End Selalu Mengaitkan Dengan Kebesaran dan Ciptaan Alloh Swt
Kegiatan Montessori selalu dimlai dengan pembukaan, pertengahan, dan penutupan. Saat membuka kegiatan, kita dapat mengatakan, "Bismilllah, hari ini kita akan belajar.. Bapak akan menunjukkan dulu, nanti kamu boleh bergantian mencoba",. Jelaskan disetiap kegiatan bahwa ini adalah ciptaan dan kebesaran Alloh Swt. Setelah itu masuk ke pertengahan, beri kesempatan anak untuk mencoba . Terakhir, tutup kegiatan dengan membaca hamdalah 'Alhamdulillah, hari ini kita sudah belajar,.......besok kamu bleh menggunakan dengan cara yang sama'.

Keempat, Show Presentation & Limit Intervation
Pada bagian pertengahan saat presentasi, orang tua dan guru harus mengingat SHOW (slow hands, omit words). Jadi, saat melakukannya perlu di ingat untuk mempresentasikan tangan secara perlahan dan menghindari berbicara ketika tengah melakukan penjelasan, serta usahakan agar tidak memeragakan gerakan. Anak-anak tidak mengingat apabila kita menjelaskan dan memeragakan secara bersamaan. Selama anak-anak melakukan kegiatan yang dipilih, tahan mulut dan tangan agar tidak megintervensi anak Apabila membahayakan, barulah kita mengintervensi dengan menghentikan kegiatan sesegera mungkin.

Kelima, Mengaplikasikan Work Cyrcle
Semua material Montessori yang telah disiapkan diletakkan di atas nampan kerja yang kemudian ditaruh di leari yang terbuka. Satu nampan mewakili satu kegiatan. Jadi, dalam satu minggu, orang tua dan guru dapat menyiapkan minimal lima kegiatan di dalam lima nampan yang berbeda.

Pengerjaan kegiatan dapat dilakukan di lantai dengan menggunakan floor mat, bisa juga dilakukan di meja denga menggunakan table mat. Work Cycle artinya anak dapat bebas memilih kegiatan yang telah disiapkan di nampan, membawanya ke floor mat dan table mat, mengerjakan kegiatan tersebut, kemudian mengembalikannya ke lemari tempat anak mengambil nampannya. Work cycle ini terlihat mudah dan sederhana, tetapi saat mengaplikasikan kali pertama butuh sebuah konsistensi dari orang dewasa untuk mengingatkan anak-anak.

`Keenam, Memegang Filosofi Follow the Child dan Freedom With Limits
Seluruh kegiatan diaplikasikan dengan kedua filosofi ini, follow the child artinya biarkan anak memilih kegiatan yang ingin dilakukannya terlebih dahulu. Setelah anak memilih kegiatannya, presentasikan kegiatan dengan prinsip SHOW, kemudian tawarkan untuk mencoba. Saat melakukan kegiatan, apabila anak tidak mengikuti seperti presentasi yang dicontohkan, observasi terlebih dahulu, apakah anak melakukannya untuk eksplorasi atau destruksi. Jika anak terlihat melempar atau melakukan kegiatan destruktif, segera melakukan intervensi dengan menanyakan 'Sudah bermainnya?, tadi bapak melihat kamu melempar materialnya, yukk boleh dirapikan segera.'

Begitulah perkenalan sekilas tentang Islamic Montessori. Intinya konsep pembelajaran metode Montessori yang bernuansa dan dinuansakan Islam. Seperti metode Sentra pun juga sudah banyak yang bernuansa dan dinuansakan Islam, seperti di tempat Aa Fajar mengabdi yaitu TK islam PB Soedimran Cijantung Jakarta Timur.

Wallohu'alam

Sumber Tulisan : Zahra Zahira, Islamic Montessori Inspired Activity, Yogyakarta, Penerbit Bentang Pustaka. h 1-10
Mengenal Islamic Montessori Inspired Acivity untuk PAUD Mengenal Islamic Montessori Inspired Acivity untuk PAUD Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Friday, July 05, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.