Menjadi Guru PAUD yang Bersyukur Bukan yang Insecure



Siapapun kita tidak bisa menolak untuk dilahirkan ke dunia ini. Jangankan menolak, memilihpun tidak bisa. Di mana akan dilahirkan, dalam keluarga seperti apa, rupa dan bentuk tubuh seperti apa, dan terlahir di lingkungan baik atau buruk. Tuhan yang Mahakuasa tidak memberikan kita pilihan.

Tuhan dengan segala kekuasaannya telah menciptakan dan menentukan kehidupan kita. Pastinya ada tujuan, hikmah, atau pelajaran besar dari skenario Tuhan menghadirkan kita ke dunia fana yang penuh fitnah ini. Kesemuanya itu sulit dicerna dengan akal pikiran kita yang sangat terbatas. Kita hanya bisa menerima ketentuannya dengan meyakini bahwa semua yang diciptakannya tanpa sia-sia dan pasti ada kebaikan untuk hambanya.

Setiap yang Tuhan ciptakan dan tentukan pasti sangatlah baik. Termasuk manusia diciptakan sebagai mahluk yang terbaik. Apapun keadaannya, itulah sebaik-baik pemberian yang Tuhan tentukan untuk kita. Karena Tuhan yang Mahapencipta telah berfirman “Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS.At-Tin, ayat 4). Maka, misal jika hidung kita pesek, itulah pemberian Tuhan yang terbaik untuk kita.

Ganteng, cantik, tubuh lengkap dan indah, kaya atau miskin, baik dan buruk, itu hanya penilaian manusia yang kemampuan analisanya sangat terbatas. Termasuk beruntung atau tidaknya seseorang, yang tahu hanya Tuhan yang Mahapengasih dan penyayang. Karena seperti itulah dia berfirman “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Albaqarah, ayat 216).

Termasuk untuk urusan kesuksesan. Kita hanya bisa berusaha. Menentukan program-program yang akan kita lakukan untuk mencapai kesuksesan atau impian yang ingin kita raih. Kemudian kita menjalankan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan disertai doa. Namun, bisa jadi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.  Karenanya Tuhan yang Mahaberkehendak mengatakan “Maka apabila kamu telah selesai satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh  urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS.Alinsyirah, ayat 7-8). Dengan kata lain, agar hati tetap tenang maka berharaplah kepada Tuhan sang Mahaberdaya dan memperdayakan segala sesuatu.

Kita tidak punya daya untuk menentang kehendaknya. Siapapun dan apapun keadaan kita, itulah yang terbaik menurut sang pencipta. Karenanya hal terbaik yang dapat kita lakukan hanyalah BERSYUKUR. Mensyukuri apapun, bagaimanapun, berapapun, dan siapapun kita. Termasuk menjadi guru PAUD pun merupakan skenario Tuhan yang wajib kita syukuri walaupun sebagian besar manusia masih memandangnya dengan sebelah mata.  Apapun penilaian manusia, jangan sampai membuat kita lupa untuk bersyukur.

Kita patut bersyukur dengan lisan kita yaitu dengan menyatakan bahwa semua yang kita peroleh di dunia ini merupakan nikmat dari Tuhan. Sekecil apapun atau sekurang apapun keadaan kita itu adalah anugerah dari Tuhan sang Mahapemberi yang harus disyukuri dengan lisan kita. Sebagaimana Tuhan perintahkan “Dan terhadap nikmat tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan lisan).” (QS. Ad-Duha, ayat 11). Dan gunakan lisan kita untuk mengucapkan Alhamdulillah, perbanyak zikir, berkata yang baik dan menjauhi gibah, termasuk membicarakan yang membandingkan dengan orang lain.

Dan kita juga patut bersyukur dengan anggota tubuh yaitu dengan menjalankan apa-apa yang Tuhan perintahkan dan menjauhi segala hal yang dilarang olehnya. Dengan kata lain, apapun profesi kita berkerjalah dengan profesional. Jika kita guru PAUD. Maka mengajar dan mendidiklah dengan sebaik-baiknya. Karena berkerja merupakan tanda syukur, sebagaimana perkataan Tuhan yang Mahabaik kepada Nabinya “Berkerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur.” (QS.Saba, ayat 13). Termasuk menjaga telinga kita dari mendengar yang tidak baik, seperti gibah atau gosip, juga merupakan bentuk syukur kepada Tuhan yang Mahamendengar.

Dan yang terpenting juga kita harus bersyukur dengan hati yaitu mengakui dalam hati dengan sungguh-sungguh bahwa apa yang ada pada kita seluruhnya adalah nikmat dari Tuhan sang Maha pengatur kehidupan ini. Sebagaimana firmannya, “Nikmat apapun yang diberikan kepada kalian itu berasal dari Allah.” (QS.An-Nahl ayat 53). Termasuk menjaga hati dari perasaan iri dengki, hasad, serakah, sombong dan perasaan negatif lainnya juga merupakan tanda syukur kita kepada Tuhan yang Mahamengetahui.

Degan demikian, jika hati, lisan, dan perbuatan kita senantiasa menunjukkan rasa syukur. Kita akan terhindar dari perasaan insecure. Yaitu merasa tidak percaya diri, tidak aman, selalu khawatir, cemas atau tidak tenang, selalu ragu dan takut dalam bertindak, karena menganggap diri penuh kekurangan dan merasa tidak memiliki kemampuan.

Melihat orang yang ekonominya lebih baik dari dirinya, ia merasa minder dan kecewa dengan keadaan diri dan keluarganya. Di media sosial selalu kepo dan julit dengan status temannya, kemudian bersedih, lalu menyalahkan diri sendiri dan iri dengan keadaan temannya yang hanya dilihat dari status sosial medianya. Bertemu dengan orang yang perkerjaannya lebih mapan darinya, ia malu untuk menyebut profesinya. Melihat teman-temannya punya mobil, ia malu hadir ke acara reunian karena hanya mempunyai motor.

Dan perasaan negatif lainnya yang timbul karena tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan sang Mahapengasih. Karena itu di dalam dirinya tumbuh dan berkembang perasaan insecure. Jika guru PAUD terkena insecure, bahaya. Karena bagaimana ia bisa memberikan stimulus pendidikan terhadap aspek perkembangan agama dan sosial emosional murid-muridnya agar mrreka tumbuh menjadi manusia percaya diri yang senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Maka apapun keadaan dan profesi kita, patut kita syukuri agar terhindar dari perasaan insecure yang tidak lain merupakan bentuk hukuman atau teguran dari Tuhan. Karena jika kita bersyukur, kita akan mendapatkan tambahan nikmat atau anugerah. Sebagaimana firmannya di dalam Alqur’an, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, Dan jika kamu mengingkari nikmatku, maka sesungguhnya azabku sangat pedih.”(QS. Ibrahim, ayat 7)

Dapat hadir ke sekolah dengan tepat waktu dalam keadaan sehat, itu merupakan nikmat. Selesai mengajar bisa beraktifitas mencari penghasilan tambahan, misal berdagang online, itu juga merupakan tambahan nikmat. Keluarga dalam keadaan sehat, anak-anak rajin beribadah dan giat belajar serta menghafa alquran, itu juga merupakan tambahan nikmat yang luar biasa. Murid-murid senantiasa mendoakan dan hati kita bahagia melihat mereka tersenyum, itu juga merupakan tambahan nikmat.

Singkatnya, jika kita bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas pemberiannya, walaupun menurut orang lain kurang atau jelek, maka kita akan terhindar dari perasaan insecure dan kita akan mendapatkan tambahan nikmat, walau hanya sehembusan udara sejuk di pagi hari dan lantunan doa yang keluar dari lisan anak-anak kita “Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayano shogiro”

"Orang yang yakin dengan takdir Allah akan senantiasa bersyukur, dalam keadaan sempit maupun lapang. Dia tahu dirinya hanya seorang hamba yang harus tunduk dan patuh kepada ketentuannya. Dia tidak menuntut sesuatu diluar haknya sebagai hamba. Yang dia lihat pada dzat Allah hanyalah keagungan dan kemahakuasaan. Yang dia lakukan hanyalah memperbanyak zikir, memuji Allah, 
dan merasakan kebesaran dzat pemberi nikmat."
(Abu Thalib Almakki)

Wallahu’alam.





Menjadi Guru PAUD yang Bersyukur Bukan yang Insecure Menjadi Guru PAUD yang Bersyukur Bukan yang Insecure Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Thursday, July 02, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.