Simple Best Practice PAUD : Mengenal Halal Pada Tema Makanan



Sebagai seorang muslim, makanan dan minuman halal merupakan suatu kebutuhan. Karena hal tersebut diperintahkan oleh Alloh swt, sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur’an surat Al – Baqarah ayat 168 “Hai, sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Makan dan minum merupakan aktifitas harian guna menguatkan tubuh agar dapat beraktifitas. Sebagaimana diketahui, tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt dan lancar menjalankan tugas dimuka bumi sebagai kholifah.  Berdasarkan ajaran Islam, untuk dapat menjalankan hal tersebut dengan baik dan diridhoi Allah swt, seorang muslim harus memberikan tubuhnya sesuatu yang halal.

Halal berasal dari bahasa arab, yang artinya membebaskan, memecahkan, membubarkan dan membolehkan. Sedangkan menurut istilah hukum Islam halal adalah segala sesuautu yang menyebabkan seseorang tidak dihukum jika menggunakannya atau sesuatu yang boleh dikerjakan menurut hukum ajaran Islam. Maka, makanan halal adalah makanan yang boleh dikonsumsi oleh umat islam.

Bahkan diyakini sesuautu yang dikonsumsi  akan mempengaruhi tabiat, atau karakter seseorang. Dan yang penting juga untuk diketahui bahwa dalam ajaran Islam menyebutkan seseorang yang memasukkan kedalam tubuhnya sesuatu yang tidak halal maka ibadahnya tidak akan diterima olehh Allah Swt, termasuk doa-doanya.

Dengan demikian, mengetahui makanan halal bagi seorang muslim sangatlah penting. Maka hal tersebut penting juga untuk dikenalkan sejak usia dini. Agar pada diri anak terbentuk kepribadian yang senantiasa mengutamakan sesuatu yang halal.

Sebagaimana kita ketahui, di Indonesia, makanan dan minuman halal telah diatur oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Yaitu dengan memberikan sertifikat halal pada produk yang dinilainya halal . Produsen yang telah memperoleh sertifikat halal diperbolehkan mencantumkan logo halal pada produk yang dipasarkannya. Maka  banyak produk makanan dan minuman berlogo halal MUI yang dapat kita temukan dengan mudah di pasaran.

Namun, tidak sedikit juga produk di pasaran yang tidak berlogo halal, terutama makanan dan minuman impor. Karenanya  penting untuk memperkenalkan label halal kepada anak, agar mereka mengetahui produk yang layak untuk mereka konsumsi.

Disekolah saya, Aa Fajar PAUD, pembelajarannya menggunakan tematik yang setiap bulan temanya berganti. Alhamdulillah, ketika bulan November 2017, ketika saya masih mengajar di Sentra Imtaq (Iman dan Taqwa), tema pembelajarannya tentang Makanan. Maka mengingat pentingnya mengetahui makanan halal, saya mencoba memperkenalkan label halal kepada peserta didik yang saya ajar, yaitu kelompok TK A, usia 4 -5 Tahun. Saat itu kelompok A ada tiga kelas, satu hari satu kelas yang berada pada tiap sentra (moving class).

Tujuannya kegiatan memperkenalkan label halal sangatlah sederhana, yatu tentunya agar mereka mengenal ajaran Islam tentang hukum halal dan label halal yang dikeluarkan MUI Sehingga mereka dapat mengaplikasikannya di kehidupan nyata, minimal pada saat mereka membeli produk di mini market ketika ikut berbelanja bersama orang tuanya. Atau saat belanja di kantin sekolah.

Kegiatan yang saya lakukan sangatlah sederhana,  yaitu dengan menunjukkan produk-produk berlabel  halal pada saat pijakan pembukaan (sebelum bermain sentra imtaq). Setelah itu menjelaskan apa itu halal, dan mengapa harus membeli produk makanan dan minuman berlabel halal. Setelah selesai menjelaskan, peserta didik di instruksikan untuk bergiliran mengambil produk yang tersedia didalam keranjang dan kemudian mencari label halalnya. Semua anak sangat antusias pada sesi ini, mereka bersemamgat ingin maju. “Yang rapih duduknya, pak fajar pilih untuk mengambil duluan” Ucap saya untuk membuat mereka tertib. Alhamdulillah, semua anak dapat menunjukkan label halal yang ada pada produk yang dipilihnya. Produk yang saya sediakan di dalam keranjang adalah makanan dan minuman yang biasa mereka temui di pasaran.
Kemudian untuk menguatkan konsep halal pada peserta didik, pada saat bermain sentra ada kegiatan menebalkan dan mewarnai label halal. Diperkuat kembali konsep yang telah mereka peroleh dengan pemberian pijakan saat main dan pijakan setelah bermain atau recalling.

Sebagaimana diketahui dalam pembelajaran menggunakan sentra terdapat empat pijakan, yaitu :

Pertama, Pijakan lingkungan. Guru menata tempat bermain semenarik mungkin dan sebebas mungkin untuk anak dapat beraktifitas dan berinteraksi dengan sesama. Penataan lingkungan yang tepat dapat membantu anak membuat prediksi apa yang akan dilakukan dan yang akan dipelajari.

Kedua, Pijakan sebelum bermain. Guru menjelaskan tema atau topik, konsep-konsep yang akan dipelajari melalui diskusi dengan anak, guru menginformasikan tentang aturan main dan prosedur kerja sehingga anak-anak dapat teratur dalam bermain.

Ketiga, Pijakan saat main. Guru mengamati kegiatan anak saat bermain dan mencatat perkembangan yang dilihatnya. Pada kegiatan ini guru ikut terlibat untuk memberikan rangsangan pendidikan, salahsatunya dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang aktivitas yang sedang dikerjakannya Dengan pertanyaan kemampuan berpikir anak akan terbangun dan anak dapat menggali konsep-konsep yang sudah ada pada pikirannya yang diperolehnya dari pengalaman di lingkungan lain atau waktu bermain yang telah dilakukan sebelumnya.

Keempat, Pijakan setelah bermain atau recalling. Disini guru mempertanyakan kepada anak tentang pengalaman bermain yang baru saja dilakukannya. Setiap anak menceritakan pengalaman bermainnya.

Sinkatnya pada bulan Desember, yaitu waktu orang tua untuk menerima laporan semester. Disinilah mereka mengetahui perkembangan anak-anaknya dari sekolah, dan juga berbagi informasi kepada guru tentang perkembangan anaknya,  di luar sekolah, apa yang dilakukan anak-anak mereka, terutama yang mengesankan, mereka ceritakan kepada gurunya.

Dan setelah pembagian rapot, para wali kelas kelompok A menyampaikan kepada saya, bahwa mayoritas orang tua  bercerita tentang anaknya ketika ikut berbelanja di minimarket. Ketika bundanya mengambil produk, anaknya selalu mengingatkan untuk membeli yang ada label halalnya saja. Sang anak melarang bundanya untuk memasukkan produk yang tidak ada label halalnya ke dalam keranjang belanjaan.

Alhamdulillah, hal tersebut menunjukkan tujuan dari pembelajaran  mengenal label halal yang saya berikan pada tema makanan berhasil. Semoga mereka istiqomah, menjadikan halal sebagai pedoman mereka dalam bertransaksi dan berinteraksi dimanapun, kapanpun,dan dengan siapapn. Aamiin..



Simple Best Practice PAUD : Mengenal Halal Pada Tema Makanan Simple Best Practice PAUD : Mengenal Halal Pada Tema Makanan Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Wednesday, July 10, 2019 Rating: 5

2 comments:

Powered by Blogger.