Pada hari ini, Senin (19/08/2019), pekarangan Rumah Komunitas
Kreatif ramai oleh beragam orang yang datang sejak pagi hari.
Udara pagi di sekitar Rumah Komunitas yang berada di Jalan
Rawa Indah I, NO 7 Jati Cempaka Pondok Gede Bekasi tersebut masihlah sejuk.
Kesejukannya tambah terasa setelah memasuki pekarangannya yang banyak tanaman, dan
kian terasa nyaman setelah duduk dibawah tenda biru disamping kolam.
Sungguh suasana di Rumah Komunitas yang didirikan oleh Ibu DR.
Ella Yulaelawati,MA,Ph.D sangat terasa nyaman. Keamananpun kian terasa setelah
beberapa orang berseragam diknas, polisi, dan tentara hadir menemani saya dan
beberapa orang lainnya yang telah duduk santai.
Rumah Komunitas Kreatif (RKK) merupakan wahana komunikasi untuk
berbagi pengalaman, gagasan, praktik dan produk kreatif untuk mewujudkan anak
Indonesia yang kreatif dan berkarakter.
Pada hari ini, yang masih bernuansa merah putih dan idul adha 1440
H, RKK menjadi tuan rumah pelatihan pembelajaran hidup berdampingan untuk PAUD.
Kegiatan tersebut kerjasama RKK dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan didukung oleh UNESCO Paris dalam
Program Arigatou International Learning To Live Together (LTLT).
Beberapa guru PAUD dari berbagai wilayah di Jabodetabek hadir
sebagai peserta pelatihan sesuai undangan panitia penyelenggara, termasuk saya
dari TK Islam PB Soedirman Cijantung Jakarta Timur.
Sesuai dengan jenis pelatihannya, maka pesertanya guru PAUD dari berbagai
agama, bukan hanya Islam. Ada yang dari sekolah Katolik, Kristen Protestan,
Hindu, dan Budha.
Pelatihan yang dijadwalkan dua hari, hari ini dan besok, dihadiri
oleh Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof. DR. Arif Rahman, M.Pd,
Dirjen PAUD Bapak Ir.Harris Iskandar,Ph.D, Ketua Harian Dharma Pertiwi Ibu
Metty Herindra, Bunda PAUD DKI Jakarta Ibu Ferry Farhati Baswaden, dan
Camat Pondok Gede beserta jajarannya.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru PAUD
dalam pengembangan karakter anak usia dini yang secara
bersama-sama mencintai perdamaian, menerapkan nilai-nilai etika, menghindari
pertengkaran, dan senang berkerjasama.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bapak Ir.Harris Iskandar, Ph.D
selaku Dirjen PAUD. Dan ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada
perwakilan guru PAUD dari lintas agama.
Bapak Ir. Harris Iskandar,Ph.D Saat Membuka Acara Pelatihan |
Setelah istirahat, Shalat, dan makan kegiatan dilanjutkan dengan
permainan aplikatif "Pohon Kehidupan Saya". Di sini peserta diminta
untuk menuliskan tentang dirinya, mulai dari tempat tinggal, keyakinan, hobi,
kebisaan, kepandaian, kebaikan, hal yang mengakibatkan sedih, senang, marah,
dan takut.
Kesemuanya ditulis, masing-masing pada satu lembar kertas kecil.
Misal, keyakinan satu lembar, hobi satu lembar, dan begitu seterusnya.
Setelah itu mereka dibuat berkelompok dengan berbagai agama. Satu
kelompok terdiri dari guru PAUD Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.
Kemudian mereka bersama merangkai pohon kehidupan yang telah ditulis
menjadi satu pada sebuah karton sehingga mereka bisa mengetahui perbedaan dan kesamaan di antara
mereka.
Persamaan dan perbedaan yang mereka temukan didiskusikan,
disimpulkan, kemudian dipresentasikan. Setelah itu mereka membuat bintang dari
tali sesuai persamaan anggota kelompok mereka.
Kelompk 2 Sednag Mempresentasikan "Pohon Kehidpan" |
Selesai permainan ini, kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan
"Bintang Menghargai". Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang ada
pada bintang tentang konsep menghargai, setelah itu jawabannya mereka
presentasikan.
Luar biasa, dari presentasi tersebut terlihat para peserta sangat
memahami konsep menghargai dan aplikasinya di sekolah untuk peserta didik.
Kelompok yang Sedang Mempresentasikan "Bintang Menghargai" |
Kemudian acara dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan
masing-masing agama tentang konsep ajaran agama yang diimaninya. Katolik
presentasi tentang telur paskah, hindu dan budha tentang perlengkapan
peribadatannya, Kristen tentang Salib, dan terakhir Islam tentang konsep
toleransi dalam Islam.
Sebagai agama mayoritas Islam memiliki ajaran tentang toleransi.
Bahkan, Nabi Muhammad saw pun pada masa awal di Kota Madinah telah membuat
piagam Madinah yaitu perjanjian untuk melindungi dan hidup bersama penganut
agama lainnya.
Presentasi Dari Agama Budha |
Sebagai bentuk toleransi, dan kebersamaan dalam perbedaan, presenter
muslim mengajak seluruh peserta untuk mencicipi ketupat lebaran, daging sate,
siomay, dan minuman sirup khas lebaran.
Sebelum menikmati itu semua, para peserta bersalam-salaman khas
lebaran. Kemudian mereka menikmati makanan tersebut dengan diiringi gema
takbir.
Kegiatan makan-makan ini juga menandakan berakhirnya pelatihan untuk
hari ini. Insya Allah pelatihan dilanjutkan esok hari, Selasa (20/08/2019). Nantikan kabar selanjutnya!.
.
Hari Pertama Pembelajaran Untuk Hidup Berdampingan Bagi Guru PAUD di Rumah Komunitas Kreatif
Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu
on
Monday, August 19, 2019
Rating:
No comments: