Serunya, Hari Kedua Pelatihan Pembelajaran untuk Hidup Berdampingan Bagi Guru PAUD di Rumah Komunitas Kreatif
Kelompok Dua Berfoto Bersama Ibu Ella Yulaelawati,Ph.D |
Hari ini, (Selasa, 20/082019)
merupakan hari kedua pelatihan ‘Pembelajaran untuk Hidup Berdampingan” untuk
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Rumah Komunitas Kreatif. Alhamdulillah, semua
peserta masih semangat hadir walaupun ada dari daerah yang jauh, yaitu Serang Banten.
Pada pagi hari, sambil
menunggu dimulainya acara, kegiatan diisi dengan perkenalan. Kegiatan ini seharusnya dilakukan kemarin, namun karena padatnya kegiatan hari pertama maka
sesi perkenalan dilakukan hari ini.
Dari perkenalan
tersebut, kami jadi mengetahui asal sekolah, jabatan, daerah tinggal, dan
keahlian semua peserta, termasuk mengetahui adanya peserta yang berasal dari
Serang Banten. Dan tidak sedikit yang menduduki jabatan strategis di
pemerintahan, dan organisai mitra pemerintah seperti Ikatan Guru Taman
Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Ikatan Guru
Raudhatul Athfal (IGRA), dan Himpunan Pendidik Anak Usia Dini (HIMPAUDI).
Setelah perkenalan,
acara dilanjutkan dengan refleksi kegiatan hari pertama. Para peserta diminta
untuk menuliskan pada selembar kertas tentang perasaannya setelah mengikuti
pelatihan pada hari pertama, kemudian setiap kelompok diminta untuk menempelkannya
pada karton yang diberikan oleh panitia. Setelah itu, setiap kelompok
mempresentasikannya.
Dari presentasi semua
kelompok dapat disimpulkan bahwa semua kami merasakan hal yang sama tentang
pentingnya memahami perbedaan, dan berharap masyarakat Indonesia yang majemuk ini
dapat hidup berdampingan dengan damai.
Salah satu kegiatan
pada hari pertama adalah Pohon Kehidupan Saya. Suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mendorong peserta agar merefleksikan/merenungkan kehidupan dan identitas
mereka sendiri serta menghormati identitas orang lain.
Pada kegiatan tersebut
peserta diharapkan lebih menyadari diri dan identitas mereka sendiri. Dengan mereka
berbagi pohon kehidupannya kepada peserta lain, mereka akan menyadari dan
memahami kehidupan dan identitas orang lain walaupun terlihat sama atau
berbeda.
Dan pada hari pertama,
kami juga melakukan kegiatan yang bernama “Menggapai Bintang”. Kegiatan ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenal orang lain
dan bagaimana mereka mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan diri mereka
sendiri.
Diharapkan pada kegiatan
menggapai bintang ini, peserta mengerti bahwa orang lain yang berbeda dengan
mereka bisa juga mempunyai banyak kesamaan dengan mereka, dan peserta dapat menerima
diri mereka sendiri dan orang lain dengan cara melihat kepribadian dan
penampilannya.
Kedua kegiatan tersebut
dilakukan dengan cara yang menyenangkan, dan cukup panjang untuk diuraikan pada
tulisan singkat ini. Intinya, kegiatan tersebut merangsang kefahaman kami
tentang persamaan dan perbedaan pada tiap individu.
Selesai merefleksikan
pelatihan hari pertama, kami melakukan kegiatan yang bernama “Kafe Lintas Agama”.
Disebut “Lintas Agama” karena, sebagaimana yang telah saya sampaikan pada
tulisan pertama, kami berbeda keyakinan-Nya.
Kegiatan ini berbentuk
diskusi, tujuannya agar para peserta dapat mendiskusikan isu-isu yang sedang
hangat, sekaligus mengembangkan rasa saling memahami dan minat untuk belajar.
Yang diharapkan dari
diskusi ini adalah agar peserta dapat mengatur dan menyelenggarakan kegiatan
yang melibatkan banyak orang untuk berdikusi dan membahas berbagai topik yang
menarik, serta mengajukan solusi-solusi yang dapat mengatasi berbagai masalah
sosial.
Ada dua topik yang
diangkat pada diskusi tersebut yaitu
mengenai kekerasan pada anak usia dini yang dilakukan oleh orang tua,
dan mengatasi sampah plastik yang membawa negara kita sebagai salah satu negara
terbesar sampah palstiknya.
Dua topik itu
didiskusikan oleh setiap kelompok yang setiap anggotanya berbeda keyakinan,
latar belakang keluarga, sosial, dan kepribadiannya. Dan mereka menemukan solusi-solusi yang kemudian mereka presentasikan secara bergantian, dan dikomentari oleh kelompok yang lain
sehingga menghasilkan berbagai solusi dari dua persoalaan tersebut.
Dan uniknya, pada persoalan
sampah botol plastik, Ibu Ella Yulaelawati,PhD memberikan contoh pemanfaatan botol
bekas untuk melestarikan lingkungan, yaitu membuat filter air, dan pot pohon
lavender tanpa sering disiram. Bahkan, Ibu Iing, salahsatu fasilitator acara,
juga memberikan contoh pemanfaatan kardus bekas dan tutup botol untuk dijadikan
alat permainan eduktif. Ia juga menjelaskan cara memanfaatkan kulit jeruk untuk
dibuat sebagai antiseptik alami.
Aa Fajar dan Kelompoknya Berhasil Membuat Pot dan Filter Air |
Selain dua topik itu, para kelompok juga mendiskusikan dua buah film anak tentang indahnya perbedaan. Dan juga menulis jurnal kegiatan yang telah dilakukan sebagai bentuk laporan kepada penyelenggara acara.
Di kegiatan hari kedua
ini para kelompok juga mendapat tantangan berhadiah yaitu membuat yel-yel
tentang keberagaman. Alhamdulillah, semua kelompok berdiskusi dan berlatih
membuat yel-yel yang menarik tentang keberagaman.
Kemudian pelatihan hari kedua ini dilanjutkan dengan acara penutupan berupa penyampaian kesan dan pesan dari perwakilan
peserta pria dan wanita,untuk perwakilan dari pria adalah penulis sendiri, dan sambutan dari Ibu Ella Yulaelawati,Ph.D,
serta penyerahan sertifikat kepada setiap peserta. Kegiatan ini sebagai tanda
ditutupnya pelatihan perdana untuk guru PAUD ini.
Tepat jam 17.30 pelatihan pembelajaran untuk hidup berdampingan nntuk PAUD selesai.
Terimakasih kepada Ibu Ella Yulaelawati,Ph.D selaku pendiri Rumah Komunitas Kreatif yang menjadi tuan rumah, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Arigatou International, yang telah mengadakan pelatihan yang luar biasa ini.
Terimakasih kepada Ibu Ella Yulaelawati,Ph.D selaku pendiri Rumah Komunitas Kreatif yang menjadi tuan rumah, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Arigatou International, yang telah mengadakan pelatihan yang luar biasa ini.
Serunya, Hari Kedua Pelatihan Pembelajaran untuk Hidup Berdampingan Bagi Guru PAUD di Rumah Komunitas Kreatif
Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu
on
Tuesday, August 20, 2019
Rating:
No comments: