Kunjungan ke Rumah Siswa Pada Masa Pandemi,Ternyata Begini Keadaan Mereka


Selama sepekan ini (2 – 5 Juni 2020) saya bersama rekan mengajar di sekolah melakukan kunjungan ke rumah peserta didik. Dengan mengikuti protokol kesehatan satu persatu kami datangi mereka. Tujuan utamanya adalah bersilaturahmi sekalian mengantar buku-buku pelajaran yang ada di kelas agar dapat mereka gunakan selama belajar di rumah.

Peserta didik kami jumlahnya ada 25 anak. Laki-laki ada 14 anak, yang perempuan ada 11 anak. Mereka kelompok B, yang berarti tahun ajaran baru nanti mereka masuk sekolah dasar. Keadaan mereka beragam, sesuai dengan keunikannya masing-masing. Ada yang sosial emosionalnya sudah berkembang sangat baik, sehingga saat kami datang langsung memeluk dan bercengkrama dengan kami layaknya orang tua dan anak yang baru bertemu setelah lama berpisah. Ada yang malu-malu, seperti seorang gadis yang sedang dilamar.

Keberagaman mereka bukan hanya pada perkembangannya saja, alamat rumah mereka pun sangat beragam. Sekolah kami berada di Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Alamat rumah mereka ada yang di Depok Jawa Barat, Jagakarsa Jakarta Selatan, Kramat Jati, dan Cibubur. Sehingga diperlukan seni saat mencarinya sebagaimana diperlukan seni saat mendidik dan mengajar mereka di sekolah.

Alhamdulillah walau hanya 95% yang dapat kami temui, yang lainnya sedang tidak di rumah,  kami dapat mengetahui keadaan mereka, keluarga mereka terutama orang tuanya, dan harapan mereka terutama orang tua mereka tentang aktifitas sekolah ketika masih pandemi. Berikut keadaan mereka :

Pertama, anak-anak sangat rindu sekolah. Dari cara mereka menyambut kami, bercengkrama, dan menjawab pertanyaan kami “Kangen gak sama sekolah?”.  Semua menjawab dengan jawaban yang sama “Kangen...”  dan diakhiri dengan ekspresi penuh harapan. Tentunya berharap agar segera masuk sekolah.

Kedua, orang tua rindu anaknya belajar di sekolah. Sebagian orang tua sangat berharap anaknya dapat segera belajar di sekolah walaupun motivasi mereka berbeda. Ada yang karena “bingung” mengajari anak mereka di rumah, terutama mereka yang keduanya berkerja. Dan yang lain karena menyadari kegiatan belajar jarak jauh sangat tidak efektif untuk anak usia dini.


Ketiga, orang tua khawatir anaknya belajar di sekolah. Sebagian besar orang tua masih khawatir dengan pandemi yang belum berakhir ini. Mereka sangat berharap agar anak mereka dapat belajar kembali di sekolah ketika wabah sudah benar-benar berakhir atau sudah ditemukan obat dan vaksinnya. Kekhawatiran mereka didukung oleh fakta di beberapa negara yang telah membuka sekolah kemudian menutupnya kembali dikarenakan meningkatnya penderita Covid 19 terutama pada kalangan anak-anak, seperti di Korea.

Keempat, orang tua netral. Artinya mereka siap mengikuti apapun keputusan pemerintah dan pihak sekolah. Jika keputusannya belajar di sekolah, mereka dukung. Begitupun jika tetap belajar di rumah, mereka sudah mempersiapkannya. Bahkan ada di antara mereka yang melarang pasangannya untuk mendukung petisi menolak belajar di sekolah. Mereka berprinsip keadaan wabah ini harus dihadapi, jangan berlama-lama di masa khawatir. Semua kita harus berani menghadapi, termasuk dunia pendidikan.

Begitulah keadaan mereka yang pastinya tidak berbeda dengan peserta didik dan orang tua lainnya, begitu pun dengan para pendidik terutama yang memiliki peran ganda yaitu sebagai guru dan juga sebagai orang tua. Dan pastinya, doa kita semua sama yaitu Semoga Allah SWT melindungi, membebaskan kita dari wabah ini dan memberi petunjuk kepada para ilmuwan kita agar dapat menemukan obat dan vaksinnya. Aamin.

Kunjungan ke Rumah Siswa Pada Masa Pandemi,Ternyata Begini Keadaan Mereka Kunjungan ke Rumah Siswa  Pada Masa Pandemi,Ternyata Begini Keadaan Mereka Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Sunday, June 07, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.