Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya memberikan
rangsangan pendidikan pada aspek-aspek perkembangan anak agar dapat berkembang
sehingga anak memperoleh kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dan
dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Rangsangan atau stimulus tersebut
diberikan oleh orang dewasa disekitarnya, baik orang tua, keluarga, dan guru.
Termasuk lingkungan bermain atau sosial juga secara tidak langsung ikut andil
memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Karenanya, agar pendidikan anak dapat berjalan dengan baik,
orang tua perlu memasukkannya ke lingkungan yang dapat memberikan pengaruh
positif kepada aspek-aspek perkembangan anak dengan tepat yaitu lingkungan
sekolah. Tentunya sekolah untuk anak usia dini adalah lembaga PAUD baik formal
atau non formal.
Pada lembaga PAUD anak akan mendapatkan stimulus pendidikan sesuai
prinsip-prinsip pendidikan dan pembelajaran di PAUD. Karena anak usia dini
adalah unik, perkembangan dan pertumbuhan mereka beragam, sehingga diperlukan
sentuhan pendidikan yang tepat. Dan hanya lembaga yang mengetahui dan memahami prinsip-prinsip
PAUDlah yang dapat menyelenggarakan pendidikan yang tepat untuk anak usia dini.
Karena itu penting juga untuk orang tua mengetahui
prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Prinsip artinya asas atau dasar kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak dan sebagainya.
Jadi, prinsip pendidikan anak usia dini adalah landasan atau
ketentuan dasar yang menjadi acuan lembaga PAUD dan guru dalam merumuskan dan
menerapkan pendidikan dan pembelajaran untuk anak usia dini. Jika rancangan
kurikulum dan pengajarannya keluar dari prinsip-prinsip yang ada, maka lembaga
tersebut belum bisa dijadikan sebagai
tempat untuk anak belajar dan berkembang.
Berikut prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini yang perlu
orang tua ketahui dan penting untuk lembaga terapkan :
Pertama, Berorientasi Pada Perkembangan Anak.
Dalam merancang dan melakukan kegiatan pembelajaran, guru
yang dikomandoi oleh lembaga perlu memperhatikan tahapan perkembangan anak.
Karena walaupun usia anak sama perkembangan mereka berbeda. Sehingga cara belajar setiap individu berbeda sesuai
tahap perkembangannya. Disinilah penting untuk guru agar mengetahui dan memperhatikan
cara belajar anak yang dimulai dari sederhana ke rumit, konkret ke abstrak,
gerakan ke verbal, dan keakuan ke rasa sosial.
Kedua, Berorientasi Pada Kebutuhan Anak.
Anak usia dini sedang masanya bertumbuh dan berkembang,
sehingga butuh rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk itu guru dan lembaga harus berorientasi pada kebutuhan
setiap anak agar pertumbuhan dan perkembangan mereka dapat berkembang dengan
baik. Jangan sampai, kebutuhan perkembangan motorik halus anak adalah
menggunting diberikan kegiatan menulis satu lembar buku. Tentu itu sebuah
kesalahan.
Baca Juga : Simple Best Practice "Asik Aku Bisa Menggunting"
Ketiga, Stimulasi Terpadu.
Perkembangan anak tidak berdiri sendiri. Aspek-aspek
perkembangan yang ada berkembang secara terpadu, sistematis, progresif dan
berkesinambungan. Kemajuan satu aspek
perkembangan akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Dan anak memandang
segala sesuatu sebagai keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Untuk itu guru
harus dapat memberikan stimulasi secara terpadu sehingga seluruh aspek
perkembangan anak dapat berkembang dengan baik, berkesinambungan, dan terarah.
Keempat, Bermain Sambil Belajar atau Belajar Sambil Bermain.
Bermain merupakan pendekatan pembelajaran pada anak usia
dini. Maka, guru harus dapat menyiapkan kegiatan yang menyenangkan dengan
menggunakan strategi, metode, materi atau bahan, dan media yang menarik serta
mudah untuk anak. Sehingga anak terasa sedang bermain, lalu anak dapat
bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya,
sehingga kegiatan menjadi bermakna untuk anak.
Kelima, Lingkungan Kondusif.
Lingkungan belajar untuk anak usia dini harus dibuat
menarik, menyenangkan, agamis dan demokratis sehingga anak merasa aman, nyaman,
dan senang berada di lingkungan sekolah baik di luar maupun di dalam kelas.
Sarana dan prasarana hendaknya juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak.
Penataan ruang kelas juga harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak
beraktifitas, terutama saat mereka berinteraksi dengan guru dan teman-temannya.
Keenam, Menggunakan Pendekatan Tematik.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini dirancang menggunakan
pendekatan tematik. Dimana te ma merupakan wadah untuk mengenalkan berbagai
konsep tentang diri anak dan lingkungannya. Tema dipilih dan dikembangkan dari
hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, dan menarik.
Baca Juga : Pedoman dan Penyusunan Tema Pembelajaran PAUD
Baca Juga : Pedoman dan Penyusunan Tema Pembelajaran PAUD
Ketujuh, Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan.
Guru harus dapat mempersiapkan kegiatan yang menarik, menyenangkan,
membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan
anak dapat menemukan hal-hal yang baru.
Kedelapan, Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar.
Guru hendaknya dalam mempersiapkan kegiatan untuk
menstimulasi perkembangan anak perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar terutama yang ada di linkungan alam sekitar. Pemafaatan tersebut
dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda disekitarnya.
Kesembilan, Mengembangkan Kecakapan Hidup.
Pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini harus
diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup anak. Sehingga mereka dapat tumbuh mandiri, berkarakter/berahlak
(Disiplin, jujur, berani, senang belajar, toleransi,gemar membantu, dan ahlak
terpuji lainnya), berinteraksi sosial, beribadah, dan memiliki keterampilan
dasar yang bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya terutama untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan selanjutnya.
Kesepuluh, Pemanfaatan Teknologi Informasi.
Guru hendaknya dapat mengetahui perkembangan teknologi yang
ada dan dapat memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan
menstimulasi perkembangan anak. Sehingga anak dapat mengikutinya dengan
perasaan senang, antusias, dan terstimulus wawasan teknologinya.
Itulah prinsip-prinsip pendidikan pada anak usia dini yang
perlu orang tua ketahui dan penting diterapkan oleh lembaga PAUD baik formal
maupun non formal. Dari uraian tersebut, kita dapat ketahui, kira-kira prinsip-prinsip
tersebut apakah dapat diterapkan pada pembelajaran jarak jauh seperti sekarang
ini?.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini, Mungkinkah Diterapkan Pada Home Learning?
Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu
on
Thursday, June 11, 2020
Rating:
No comments: