Kepercayaan diri merupakan salah satu kompetensi atau kemampuan yang penting dimiliki oleh siapapun yang ingin memperoleh kesuksesan di era globalisasi. Karenanya kompetensi tersebut perlu dilatih sejak dini.
Kita sering mendengar, mungkin bertemu langsung, ada orang-orang sukses hanya bermodalkan percaya diri, bahkan mereka tidak memiliki ijazah dari perguruan tinggi ternama. Ada juga yang SMP pun tidak lulus.
Orang-orang itu meraih kesuksesannya hanya bermodalkan percaya diri, berani tampil di tengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan gagasan-gagasannya.
Kebalikannya, banyak juga orang yang lulusan sarjana belum menghasilkan apa-apa, malu bermasyarakat, lebih memilih jadi pengikut, atau menjadi pengangguran terdidik.
Mirisnya, ada yang lulusan S2 belum mendapatkan pekerjaan lalu memilih untuk bunuh diri. Padahal dia lulusan dari kampus ternama.
Banyak juga lulusan sarjana yang menjadi pengangguran terdidik kemudian menyalahkan keadaan, pemerintah, padahal dia sudah dididik menjadi seorang sarjana yang memiliki kompetensi untuk survive di kehidupan.
Dua keadaan tersebut bukan data tanpa fakta. Itulah realita di kehidupan nyata. Keduanya ada sama-sama disebabkan oleh kepercayaan diri. Bedanya, yang satu kepercayaan dirinya tinggi, yang kedua rendah bahkan tidak memiliki kepercayaan diri.
Karena itu kepercayaan diri adalah kompetensi yang penting dimiliki oleh anak-anak kita dan perlu dikembangkan sejak usia dini.
Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam melakukan tindakan tidak khawatir, selalu merasa cemas, melainkan merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan, memiliki tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan.
Pendidikan Masjid Nurul Hikmah sebagai lembaga pendidikan yang bervisi menghasilkan generasi qurani yang unggul sangat menyadari akan hal tersebut. Karenanya kepercayaan diri dimasukkan ke dalam adab atau nilai-nilai yang ditanamkan ke peserta didik atau santrinya.
Salah satu cara untuk menginternalisasikan nilai percaya diri pada peserta didiknya melalui kegiatan tasmi yang dilakukan setiap hari Jum'at.
Umumnya, tasmi adalah aktifitas santri membaca alquran yang disimak oleh seorang ustadz guna mengetahui kemampuan hafalannya. Atau kegiatan santri menyimak bacaan santri lainnya.
Di Pendidikan Masjid Nurul Hikmah kegiatan tasmi dilakukan dalam bentuk seorang santri tampil dihadapan teman-temannya membacakan satu atau lebih surat alquran, hadis, membaca asmaul husna, atau doa.
Setelah tasmi, santri yang tampil mendapatkan hadiah. |
Pendidikan Masjid Nurul Hikmah memiliki tiga unit kegiatan. Salah satunya adalah Taman Pendidikan Alquran Plus (TPQ). Kegiatan tasmi ini ada di unit TPQ.
TPQ Masjid Nurul Hikmah sendiri memiliki empat kelompok yaitu kelas kecil, kelas besar, kelas pra remaja, dan kelas tahifidz.
Santri dari keempat kelompok ini mengikuti tasmi setiap hari jum'at dan bergiliran tampilnya. Sebelum tampil mereka ber sama-sama murojaah 1/2 juz, membaca asmaul husna, dan hadis yang dipimpin oleh seorang guru.
Karena tasmi ini adalah sarana melatih kepercayaan diri, maka ketika tampil masih ada santri yang malu-malu, ditemani, bahkan ada juga yang diam ketika sudah sampai di depan.
Keadaan itu wajar dan menunjukkan bahwa mengembangkan diri tidak bisa instan, ada proses yang harus dilalui. Siapapun yang ingin berkembang harus berproses, dan waktu terbaik berproses adalah ketika usia dini, seperti santri TPQ Plus Masjid Nurul Hikmah itu.
Wallahu alam.
No comments: