Milenial Kolonial

 


Ketika bersilaturahmi saya sering mendengar pertanyaan yang ditujukan kepada generasi milenial. “Udah kerja apa belom?”. Dengan polosnya mereka menjawab  “belom, lagi ngelamar-ngelamar di pabrik sama di perusahaan  cuma belom dapet.”  Begitulah jawaban generasi milenial berpikiran kolonial.

Kita semua tahu zaman sekarang adalah era digital. Beberapa aktifitas dunia nyata sudah bergeser menjadi kegiatan dunia maya. Bukan saja kegiatan kosong tanpa hasil, banyak kesibukan di dunia maya yang bisa menghasilkan keuntungan nyata. 

Pada era kolonial (red : sebelum milenial. Hanya sebutan untuk memudahkan) untuk membeli kebutuhan kita harus keluar  rumah menuju pasar atau swalayan. Kini di era digital aktifitas tersebut sudah bergeser, aneka kebutuhan sudah ada di genggaman tangan, tinggal klik barang yang diinginkan siap dikirim ke rumah kita.

Bukan hanya barang kebutuhan yang bisa kita dapatkan dari dunia maya. Kita pun bisa memperoleh hiburan yang beraneka ragam, informasi, edukasi, promosi, hingga ceramah religi dari para konten kreator yang sangat kreatif.

Karena begitu banyaknya aktifitas di dunia maya itu, maka banyak pula lapangan pekerjaan baru yang berbeda pada era kolonial. Bukan  hanya konten kreator, youtuber, atau tiktoker.  Sangat beragam pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa perlu keluar rumah, kerja di kantor, atau di pabrik.

Pada era digital tidak sedikit orang memiliki penghasilan melimpah tanpa keluar rumah. Bahkan penghasilan mereka bisa mengungguli orang-orang yang berkerja dari gelap pagi hingga gelap lagi. Modal mereka hanya HP dan kemauan. 

Mereka yang sudah punya pekerjaan di dunia nyata pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari dunia maya tanpa modal, salah satunya jadi affiliator. Penghasilannya rumayan, saya sudah buktikan.hehehe☺️

Bekerja itukan tujuannya mencari penghasilan yang halal. Prinsipnya asal mau, teknisnya bisa dipelajari. Kalau dengan klik-klik bisa menghasilkan, kenapa juga harus bawa-bawa surat lamaran seperti era kolonial. Jadilah milenial yang pemikirannya digital, bukan kolonial.

Ini juga jawaban untuk para generasai kolonial yang sering bertanya-tanya tentang orang yang tidak pernah keluar rumah tapi punya penghasilan hingga bisa beli barang mewah. Karena ini zaman milenial bukan kolonial.


Wallahu’alam

Wallahu’alam

7 Syawal 1444 H/28 April 2023

Kelapa Dua Wetan 10/11/49 Ciracas Jakarta Timur

(Fajar,M.Pd. Akun Youtube, IG, tiktok : Aa Fajar Paud, Blog : www.aafajarpaud.com)

Milenial Kolonial Milenial Kolonial Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Friday, April 28, 2023 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.