Kegiatan Home Learning Belum Berakhir dan Tidak Akan Pernah Berakhir



Sejak bulan Maret 2020 kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan tidak di sekolah. Mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi KBM aktif di rumah. Keadaan itu terpaksa dilakukan karena mengikuti intruksi pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus Covid 19. Bahkan mayoritas karyawan pun berkerja di rumah, termasuk para karyawan sekolah atau tenaga kependidikan.

Guru menyampaikan KBM dari rumah melalui dunia maya. Alhamulillah, kemajuan teknologi yang ada sangat mendukung dan memudahkan para pejuang pendidikan dalam menjalankan pengabdiannya. Mereka berkreatifitas menggunakan media teknologi yang ada, hanya bermodalkan kuota internet pesan pembelajaran yang mereka rancang bisa sampai kepada peserta didik yang setia menunggu di rumah.

Untuk pendidikan anak usia dini pun berlangsung seperti itu, para pejuang PAUD berkreatifitas menyampaikan pembelajarannya secara online/daring. Meski kurang tepat, dan memang kurang efektif pembelajaran untuk anak usia dini secara daring, hal itu tetap mereka lakukan karena keadaan lah yang menuntut para pendidik harus menyampaikan pembelajarannya melalui dunia maya. 

Karenanya diharapkan orang tua ikut mendampingi anak ketika menerima materi pembelajaran, untuk membantu agar pesan atau materi dapat dan mudah difahami, dan membantu anak melakukan aktifitas sesuai materi pembelajaran,serta mendokumentasikannya untuk kemudian dilaporkan ke guru sebagai bahan untuk guru melakukan evaluasi.

Kegiatan belajar mengajar di rumah atau home learning pada hari Jum’at 15 Mei 2020 merupakan kegiatan terakhir di bulan Ramadhan. Dan sesuai surat edaran, peserta didik akan melanjutkan pembelajaran kembali pada bulan Juni dan insya Allah akan dilakukan di sekolah seperti biasa,aamin.  

Karena itu, banyak orang tua, calon orang tua, serta juga guru, yang beranggapan kegiatan home learning sudah berakhir. Pada hari Jum’at itulah merupakan home learning yang terakhir. Dan tidak sedikit orang tua yang senang, terasa bebas dari tugas mendampingi anak home learning.

Secara interaksi antara guru dengan anak melalui dunia maya mungkin benar sudah berakhir, tetapi secara hakikat pendidikan kegiatan home learning itu belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Karena guru di rumah yang sesungguhnya masih ada bersama anak-anak, yaitu orang tua mereka. Orang tualah  pendidik utama dan pertama di rumah sejak anak lahir hingga usia orang tua berakhir.

Maka keliru jika ada orang tua yang beranggapan home learning sudah berakhir dan selesai mendidik anaknya di rumah. Karena sesungguhnya pendidikan dan pembelajaran untuk anak dari orang tua terus berlangsung selama orang tua masih hidup. Bahkan diamnya orang tua dihadapan anaknya pun termasuk pembelajaran untuk anak, sikap tersebut merupakan informasi yang ditangkap oleh indera anak lalu masuk ke pikiran dan dapat berkembang menjadi perilaku mereka.  

Anak adalah pengamat yang ulung, karenanya para pakar pendidikan memasukkan pengamatan sebagai proses pertama anak belajar. Mereka mengamati. Setelah itu anak melakukan proses belajar kedua yaitu berpikir. Setelah berpikir mereka akan melakukan proses belajar ketiga yaitu mempraktekkannya. Oleh karenanya hati-hatilah bersikap dihadapan anak, karena sikap orang tua adalah materi pembelajaran untuk anak.

Bukan hanya perilaku. Pelajaran yang lainnya pun orang tualah penanggung jawab utamanya. Misal, pelajaran membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Pada pendidikan anak usia dini pelajaran tersebut tidak boleh dilakukan di sekolah, karena pendidikan di PAUD hanya fokus membangun aspek-aspek perkembangan anak terutama agama dan sosial emosionalnya atau yang dikenal dengan karakter atau akhlakul karimah. Kalaupun ada sekolah PAUD/TK yang mengajarkan calistung, hanya sekadar menstimulasi perkembangan bahasanya. Dan berdasarkan pengalaman, penulis menemukan bahwa mayoritas anak yang sudah mengenal huruf, suku kata, dan kata karena diajarkan oleh orang tuanya di rumah.

Karena itu jika ada orang tua yang mengharapkan 100% pelajaran calistung kepada guru di sekolah, hal itu sangatlah keliru. Termasuk pelajaran lainnya, terlebih yang terkait agama. Karena Rasulullah saw memerintahkan untuk mengajari sholat kepada anak saat usia tujuh tahun. Dan yang beliau perintah adalah orang tua, bukan guru di sekolah.


Seorang ilmuwan muslim yang juga pakar pendidikan yaitu Al-imam Ibnu Qayyim rahimahullah, menyampaikan tentang tanggung jawab pendidikan ada pada orang tua dan bahaya mengabaikan hal-hal penting yang seharusnya dikenalkan kepada anak, minimal sang anak akan tertinggal dengan teman-teman seusianya. Seperti, jika orang tua mengabaikan pelajaran calistung maka perkembangan bahasa anak akan mengalami ketertinggalan. Terlebih jika orang tua mengabaikan pelajaran budi pekerti, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak baik.

Secara singkat inilah pernyataan Al-imam Ibnu Qayyim rahimahullah :

“Siapa saja yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta.” (Tuhfah al-Maudud hal. 125).

Maka, berdasarkan uraian singkat tersebut, kegiatan home learning belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Dan bahkan hasilnya pun tidak akan pernah berakhir meski dunia ini telah berakhir, karena zat yang tidak pernah berakhir akan meminta pertanggungjawaban di hari akhir kelak atas pendidikan yang telah orang tua sampaikan.

Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.” (HR.Bukhori dan Muslim)

Juga sabda beliau yang lainnya :

Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya.” (HR.Annasai)


Wallahu’alam

24 Ramadhan 1441 H


 



Kegiatan Home Learning Belum Berakhir dan Tidak Akan Pernah Berakhir Kegiatan Home Learning Belum Berakhir dan Tidak Akan Pernah Berakhir Reviewed by Aa Fajar Sang Fakir Ilmu on Sunday, May 17, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.